karya seni ragam hias di maluku
Seni
axel74
Pertanyaan
karya seni ragam hias di maluku
1 Jawaban
-
1. Jawaban nurilahi
KERAJINAN KEPULAUAN KEI Kepulauan Kei adalah salah satu wilayah yang kini masuk di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. “Kayos” adalah asal nama dari pulau ini yang berarti keras yang kemudian dikaitkan dengan pulau ini karena merupakan pulau karang dan banyak tumbuh pohon kayu yang sangat keras. Mata pencaharian penduduk Kei adalah bertani. Sistem kekerabatan masyarakat Kei berdasarkan garis ayah atau patrineal. Kedudukan seorang ayah sangat penting, yaitu sebagai lambang kebanggaan keluarga, pembela kehormatan keluarga yang harus didengar dan ditaati. Selain itu berdasarkan hukum adat yang dianut masyarakat Kei terbagi atas kasta-kasta, yakni golongan masyarakat atas(maren mel-mel), golongan masyarakat menengah(maren ren-ren), dan golongan masyarakat biasa(maren iri-iri). Penduduk di Kepulauan Kei menganut agama Katolik dan Islam dengan toleransi beragama yang sangat dijunjung tinggi. Akan tetapi penduduk Kepulauan Kei juga masih percaya pada matahari dan bulan sebagai sumber kehidupan manusia. Kekuatan gaib yang dapat mendatangkan petaka dan yang melindungi manusia. Kepandaian membuat tembikar dari tanah liat merupakan kerajinan yang banyak dimiliki penduduk Kepulauan Kei disamping menganyam. Anyaman yang dihasilkan terbuat dari rotan, daun pandan, bambu, dan lain-lain. salah satu kerajinan yang terdapat di Museum Nasional asal Kepulauan Kei adalah wadah bertutup dan mangkuk.KERAJINAN ANYAMAN Anyaman berbentuk topi Menganyam merupakan salah satu kerajinan tradisonal yang dikenal di Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Maluku yang diturunkan secara turun-temurun. Kerajinan ini menyebar hampir di seuluruh Kepulauan Maluku, yakni Tobelo, Ternate, Tidore, Sasana, Bacan, Halmahera, Obi, Seram Utara dan Seram Selatan, Gorom, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Babar, Kepulauan Damar, dan Pulau Kisar. Di Maluku Utara, menganyam dikerjakan pada waktu senggang, secara individu mapun secara gotong royong(marong), yaitu melibatkan seluruh warga desa baik laki-laki maupun wanita. Pengambilan bahan baku dilakukan oleh laki-laki dan wanita. Pengolahan dan pekerjaan berat lainnya dikerjakan oleh kaum lelaki, sedangkan kaum wanita melakukan pekerjaan yang lebih ringan. Bahan baku yang digunakan untuk anyaman antara lain daun pandan tikar(mendong), bambu, rotan, pelepah daun pisang, akar enau, batang anggrek(tabisaru), daun lontar, daun pandan, dan lain-lain. Barang anyaman yang dihasilkan seperti tikar, topi, keranjang, bakul, tudung saji, alat-alat perikanan, alat-alat perburuan, tatumbu susun, dan sebagainya. Tikar pandan dan keranjang rotan merupakan hasil anyaman yang banyak dihasilkan oleh masyarakat Pulai Kei yang dibuat dengan berbagai macam motif-motif hias. Keranjang banyak digunakan ntuk membawabarang-barang keperluan saat seseorang bepergian. Di samping itu, keranjang digunakan sebagai tempat penyimpanan lauk-pauk sehari-hari.